JAKARTA – Wakil Sekjen PKS yang juga Juru Debat Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah mengatakan, pembocor surat pemberhentian Letjen Prabowo Subianto sebagai anggota TNI adalah Subagio HS yang kini menjadi anggota tim pemenangan Jokowi-JK.
Subagio, menurut politisi PKS itu menggunakan masalah pribadi di masa lalu untuk menyerang Prabowo. Namun, ia yakin Prabowo tidak menaruh dendam terhadap para Jenderal yang menyerangnya.
“Yang membocorkan itu Subagio HS,mantan KSAD, mantan Ketua DKPP dan kini jadi pengurus Partai Hanura.Saya rasa sangat tidak pantas jika dirinya menggunakan persoalan pribadi masa lalu untuk menyerang Prabowo. Jangan karena menjadi tim sukses menggunakan pesoalan pribadi seolah menjadi masalah bangsa ini,” ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/6).
Masyarakat pun diharapkan jangan mau terjebak pada permainan jenderal-jenderal yang memiliki masalah di masa lalu. Apa yang terjadi di antara mereka dan terungkap saat ini menurutnya adalah satu hal yang memalukan.
Mereka yang membocorkan ini tegas Fahri juga telah melanggar sumpah prajurit yang isinya menjaga rahasia tentara sekeras-kerasnya yang tertera dalam butir ke lima. “Sumpah prajurit butir ke-5 berbunyi memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya, tapi nyatanya itu mereka langgar,” tambahnya.
Legislator Komisi III DPR RI itu pun menuding para jendral yang berada di tim sukses Jokowi sebagai jenderal pencari muka. “Hendropriyono, Agum Gumelar dan lain-lain memang tidak punya masalah masa lalu? Dia gunakan informasi yang seharusnya rahasia yang harusnya mereka pegang teguh sebagai bargaining di depan Jokowi.Tujuannya supaya mereka dianggap penting. Menuding-nuding Prabowo pelanggar HAM, padahal pembunuh munir dan pembunuh masa, penyebab peristiwa santa cruz ada disana semua,” serunya.
Berbeda dengan sosok Prabowo yang menurutnya meski sudah purnawirawan masih menjaga sumpah tersebut. Sekalipun tegas Fahri, Prabowo tidak pernah menjelek-jelekkan mantan rekan-rekan sejawatnya. Meski untuk itu tentunya Prabowo sangat mengetahuinya.
”Kalau Prabowo tidak ksatria maka sebagai menantu penguasa orde baru, Soeharto, dia bisa saja menceritakan semua terkait mereka.Tapi sekalipun dia tidak pernah bicara dan menjelek-jelekkan mereka. Mereka hanya mau menjadi pahlawan kesiangan,” tegasnya.
Fahri menyarankan agar para jenderal di kubu Jokowi tidak menggunakan persoalan pribadi diantara mereka di masa lalu untuk menyerang Prabowo, terlebih menggunakan persoalan HAM. Kalau persoalan HAM di TNI semua dibuka, maka tidak ada jenderal-jenderal sampai saat ini, dan mereka tidak akan menjadi jenderal.
“Kalau masalah HAM Prabowo apa lagi sih yang mau diselesaikan? Semua sudah selesai kan? Jaman Mega jadi presiden itu tidak pernah diselesaikan, begitu juga ketika JK jadi wakil presiden, tidak juga mau menyelesaikan. Prabowo sudah ikut konvensi Partai Golkar sejak 2004, 2009 ikut pilpres bersama Megawati. Masak setiap musim kampanye dipersoalkan? Kalau semua jenderal dipersoalkan masa lalunya, maka tidak akan ada yang jadi jenderal,” imbuhnya lagi.
Meski diserang oleh para jenderal-jenderal pendukung Jokowi, Prabowo menurut Fahri tidak menaruh dendam pada mereka. Prabowo juga tidak akan membalas sikap mereka yang kerap memfitnah dan justru akan memaafkan mereka. ”Kalau Prabowo menang, maka mereka semua akan dimaafkan,” tandasnya.(fk)
![](http://www.parlementaria.com/wp-content/uploads/2014/08/Parlementaria-Logo-Tes-02-300x88.png)