JAKARTA – Anggota DPR RI yang juga pendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Poempida Hidayatulloh, menyayangkan pernyataan Presiden Konfederesi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang menyebut sosok Jokowi tidak berpihak pada kepentingan buruh.
Politisi Partai Golkar itu bahkan menuding pernyataan Said Iqbal sangat tendensius dan tidak berdasarkan basis perjuangan buruh secara murni.
“Saya melihat pernyataan Said Iqbal ini sangat tendensius dan tidak berdasarkan basis perjuangan buruh secara murni. Nampaknya ada agenda politik yang sedang dimainkan oleh Said Iqbal,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/6).
Berdasarkan pengamatan, lanjut Poempida, dalam sejarah Jakarta hanya Jokowi yang berani dan punya nyali menaikan upah buruh sampai 48,33 persen di tahun 2013.
“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya walau Jakarta pernah dipimpin oleh mantan Jenderal. Dari data UMP, terlihat jelas terjadi kenaikan signifikan di 2013 dan 2014 pada masa Jokowi memimpin Jakarta,” tegas Poempida.
Berikut daftar UMP DKI Jakarta berdasarkan Tahun, Jumlah, Tanggal berlaku, kenaikan dalam persentase, dan ekuivalen dalam Dollar Amerika selama 7 tahun terakhir:
Januari 2007-9.9 persen-$98,552008-Rp972,6041.
Januari 2008-8.0 persen-$100,992009-Rp1,069,8651.
Januari 2009-10.0 persen-$103,622010-Rp1,118,0091.
Januari 2010-4.5 persen-$125,332011-Rp1,290,0001.
Januari 2011-15.38 persen-$143,332012-Rp1,529,1501.
Januari 2012-18,53 persen-$169,902013-Rp2,200,0001.
Januari 2013-43,88 persen-$2442014-Rp2,441,0001.
Januari 2014-10,95 persen-$206.(fk)