Jakarta – Pengamat politik dati Lembaga Survei Trust Indonesia (LSTI) Muhammad Arwani menilai, adanya upaya deligitimasi pihak tertentu terhadap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, justru akan menambah soliditas partai.
“Suatu organisasi, termasuk organisasi politik yang mengakar basis massanya, akan semakin solid manakala terjadi tekanan maupun tantangan, baik dari luar maupun dalam organisasi. Apalagi, upaya delegitimasi tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki tendensi pribadi,” ujarnya kepada wartawan, Senin (2/6), di Jakarta.
Pendapat Arwani tersebut dikemukakan setelah melihat beberapa faktor, antara lain karena PKB merupakan partai kader dengan basis massa jelas, terutama kaum Nahdliyyin (NU) yang tidak mudah digoyah oleh pernyataan-pernyataan minor daru pihak tertentu.
“Rakyat dan warga NU sudah cerdas menilai pernyataan tokoh-tokoh yang memang tulus, ataupun yang tendensius,” imbuhnya.
Faktor berikutnya, masih menurut Arwani, kepemimpinan Muhaimin Iskandar memiliki keunikan tersendiri yakni mampu meyakinkan berbagai kalangan dan kaum Nahdliyyin. Kemampuan diplomasi dan ‘blusukan’ itulah yang jadi poin positif Cak Imin.
Kemudian, faktor darah biru NU dalam diri Cak Imin yang merupakan cucu salah satu pendiri NU, KH Bisyri Syansuri. Dengan begitu, Arwani mengatakan sangat wajar jika keberadaannya kini menjadi ikon baru NU atau bahkan magnit untuk menarik lebih dari 12 juta suara kader PKB, dalam rangka memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 9 Juli 2014.
“Saya kira, darah biru NU yang dimiliki Cak Imin, menjadi faktor tersendiri untuk meraih dukungan besar dari kaum Nahdliyyin,” pungkasnya.
Sebelumnya, sinyal delegitimasi dilontarkan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi yang secara terbuka meragukan kemampuan Muhaimin mengumpulkan 12 juta suara kader PKB untuk pasangan Capres-Cawapres, Jokowi-JK.
“Muhaimin itu kapan bisa mengumpulkan orang? Yang mengumpulkan orang kan kiai-kiai. Yang bisa ngumpulkan orang itu para kiai, Imin cuma punya keranjangnya. Dia mau gampangnya,” kata Hasyim usai menghadiri acara Mukernas Muslimah NU, Kamis (29/5), di Asrama Haji, Jakarta.(fk)
