Jakarta – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali (SDA), mengajak Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk ikut bergabung bersama dalam koalisi yang mengusung calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Jika SBY dan Partai Demokrat bersedia berkoalisi, maka SDA yakin pemerintahan yang saat ini sudah berjalan cukup baik dapat dilanjutkan.
“Saya tentunya mengharapkan SBY bisa bergabung dengan kami. koalisi saat ini bisa dilanjutkan karena ada PAN, PPP, PKS, ditambah PD. Posisi PKB akan digantikan oleh Partai Gerinda yang akan menjadi pimpinan koalisi,” ujar Suryadharma, Selasa (13/5), di Jakarta.
Meski sangat berharap, SDA menyerahkan segala keputusan kepada SBY yang diyakini pasti punya perhitungan tersendiri dalam mengambil langkah politik. Suryadharma pun mengaku sampai saat ini belum ada komunikasi dengan SBY terkait pilihan atau putusan PPP untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Lebih lanjut, SDA menegaskan bergabungnya PPP ke kubu Prabowo tidak boleh diartikan bahwa PPP melupakan SBY yang menjadi pimpinan koalisi dalam 10 tahun terakhir.
“Kita tidak meninggalkan SBY. Komitmen kita tetap mensukseskan koalisi yang terbangun sampai akhir atau tahun 2014. Kalau SBY masih bisa mencalonkan diri lagi, kita tentu tetap akan bersama. Kita ini taat aturan,” tegasnya.
Keputusan PPP berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada pemilihan presiden Juli mendatang meupakan bagian untuk merancang pemerintahan transisi setelah SBY-Boediono. “Saat ini kita sedang merancang pemerintahan paska SBY, maka ada pilihan baru,” ungkap Suryadharma.
Politisi yang kini menjabat Menteri Agama itu juga membantah isu bahwa keputusan PPP merapat ke Prabowo sebagai bagian dari strategi SBY yang mengarahkan partai berlambang Ka’bah.
“Pak SBY adalah orang yang sangat demokratis. Keputasan PPP bergabung dengan Gerindra murni karena pertimbangan sosok Prabowo yang nasionalis dan religus dan selalu proporsional. Jadi tidak ada arahan dari SBY seperti permintaan kepada PPP untuk menunda pilihan koalisi misalnya, apalagi kalau diarahkan untuk tidak memilih ke sana atau ke sini,” tandasnya.
PPP melalui forum rapat pimpinan nasional II akhirnya memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden 2014. Keputusan itu diambil setelah melalui perdebatan dan skorsing selama hampir 27 jam. Sebelumnya, SDA juga sempat ingin dilengserkan karena keputusanya yang dianggap melanggar AD/ART partai dalam mengumumkan koalisi dengan Partai Gerindra. (fk)