JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Poempida Hidayatulloh, menuding WHO (Badan Kesehatan Dunia) cari keuntungan dari merebaknya virus MERS. Legislator dari Fraksi Partai Golkar itu menyebut WHO sengaja menunda mengeluarkan vaksin untuk melihat peluang negara-negara mana saja yang akan berinvestasi dalam pembuatan vaksin.
“WHO ini akal-akalan dan sedang cari keuntungan buat investasi, karena sampai saat ini belum mengeluarkan vaksin virus MERS-CoV. Seharusnya, WHO segera mengeluarkan vaksinnya agar virus ini dapat direduksi penyebarannya,” katanya di Gedung DPR, Senin (12/5).
Lebih lanjut, Poempida menilai banyak kepentingan bisnis dalam pembuatan vaksin virus ini, dikarenakan biaya pembuatan vaksin tidak murah, bisa sampai triliunan rupiah. Maka dati itu, WHO tak bakal begitu saja mengeluarkan vaksin tanpa memikirkan untung-ruginya.
“Vaksin virus MERS-CoV ini kelihatan kepentingan bisnis sekali. Indonesia jangan sampai terpengaruh oleh kepentingan asing,” tegasnya.
Poempida melanjutkan, dari sisi teknologi sebetulnya Indonesia mampu membuat vaksin virus MERS karena memiliki pabrik vaksin virus flu burung, meskipun saat ini pabrik tersebut sedang bermasalah dan tidak bisa digunakan kembali. Ditambah lagi, pembuatan vaksin membutuhkan biaya yang sangat besar.
“Korban virus MERS-CoV ada 77 orang dari total 15 ribu jamaah umrah Indonesia setiap tahunnya, artinya lebih besar korban virus flu burung yaitu 200 orang. Karena korban Virus MERS masih di bawah 1 persen, buat apa bikin vaksin sendiri? Lebih baik dananya untuk membuat vaksin DBD (Demam Berdarah Dengue) atau AIDS yang korbannya sudah banyak di Indonesia,” pungkasnya. (fk)