PEMILIHAN anggota legislatif (Pileg) 2014 menghasilkan banyak wajah baru yang akan duduk di DPR RI.
Menariknya, dari sejumlah pendatang baru itu, terdapat beberapa nama yang tidak asing lagi.Tetapi mereka bukan pejabat atau mantan pejabat, tetapi anak pejabat.
Kita mengenal karena nama orang tua yang melekat pada diri mereka. Dan mereka pasti akan menguasai dan mewarnai wajah politik di Parlemen periode 2014-2019.
Karena itu, publik tidak perlu kaget kalau unsur pimpinan DPR misalnya nanti akan diisi oleh mereka-mereka itu.
Maka pertanyaan sekarang, mungkinkah pimpinan DPR RI mendatang dikuasai anak elite-elite partai?
“Saya membayangkan pimpinan DPR nanti akan diisi oleh anak-anak elite partai,” kata Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen, Jaka Suryo baru-baru ini.
Sejumlah wartawan yang meliput di Senayan mengatakan, melihat hasil Pileg 2014, maka posisi-posisi penting kemungkinan akan diduduki anak-anak elite parpol tersebut.
Para wartawan politik pun melakukan simulasi posisi yang akan ditempatkan anak-anak elite partai itu. Simulasi ini tidak berdasarkan merit system, tetapi hanya mau menunjukkan bahwa sekarang ada banyak anak pemimpin partai yang masuk ke DPR.
Mereka punya peluang memegang posisi-posisi strategis di Senayan. Itu bisa saja terjadi, karena orang tua mereka pemilik partai politik atau punya saham besar di partai politik.
Jika itu yang terjadi (bukan karena merit system), maka inilah simulasi pimpinan DPR RI mendatang:
Pertama, posisi Ketua DPR RI akan diisi oleh Puan Maharani, anak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Kedua, posisi Wakil ketua DPR RI akan diisi oleh beberapa nama seperti Dave Laksono (anak Menko Kesra/Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono), Aryo Djojohadikusumo (putra Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (putra Ketua Umum Partai Demokrat/Presiden Republik Idonesia),
Anak-anak elite partai ini sukses menggeser para politisi tersohor, seperti Marzuki Alie, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Sidarto Danusubroto, Roy Suryo, dan sebagainya.
Ini hanya simulasi berdasarkan peta suara Pileg 2014 yang masuk. Kita tentu mengharapkan mereka yang melenggang ke parlemen dan menjadi anggota legislatif, terutama anak-anak pejabat ini membawa perubahan yang lebih baik selama lima tahun ke depan.
Tetapi seperti apakah wajah parlemen mendatang?
Luthfi M Mutty, mantan bupati dan caleg terpilih dari Partai NasDem mengatakan, lembaga terhormat (DPR/DPRD dan DPD RI) akan jatuh ke tangan politisi badut dan politisi bandit.
Hasil Pileg 2014 sudah membuktikan tesis tersebut, dimana sejumlah nama pesohor parlemen dipastikan tidak masuk kembali ke DPR periode 2014-2019.
Mereka berasal dari unsur pimpinan lembaga DPR, MPR dan DPD. Seperti Marzuki Alie, Priyo Budi Santoso, Lukman Hakim Saifuddin, Sidarto Danusbroto, Laode Ida, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, selebriti politik di Senayan juga tidak sedikit yang terlempar, seperti Eva Kusuma Sundari, Nurul Arifin, Ahmad Yani, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, Novariyanti Yusuf, Pieter C Zulkiefli, dan lainnya.
Artinya banyak inkumben yang tidak terpilih lagi.
Menurut Luthfi,mereka tidak terpilih bukan berarti karena pendatang baru lebih baik dari mereka. Yang terjadi, kata dia, karena pendatang baru memiliki dua kekuatan besar.
Pertama, karena mereka BERJUANG (beras, baju, dan uang).
Kedua, karena kekuasaan.
“Dua hal inilah yang membingkai anggota parlemen menjadi dua kata yakni badut dan bandit,” katanya. (Gusti Lesek/Suara Pembaruan)