JAKARTA – Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak harus menjadi cermin introspeksi bahwa negara masih kurang perhatian terhadap perkembangan anak-anak yang merupakan calon penerus bangsa.
“Kita tidak mengantisipasi kejadian-kejadian kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Padahal kasus seperti ini sudah kerap terjadi di belahan dunia lain. Kita terlalu berprasangka baik bahwa kehidupan anak-anak di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah baik-baik saja,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/5).
Politisi Partai Demokrat itu pun merasa heran kenapa kejahatan seksual seolah bermunculan berbarengan, padahal sebelumnya hampir tidak pernah terdengar. Ia juga menaruh curiga masih banyak kasus-kasus serupa yang belum terbongkar.
Oleh karena itu, Marzuki mengharapkan aparat kepolisian dan berbagai elemen masyarakat bisa mengungkap kasus-kasus lain, karena bagaimanapun para korban kejahatan dan pelecehan seksual terlebih usia anak-anak berpeluang menjadi pelaku.
“Yang pernah jadi korban ini akan tertular dan akan menjadi pelaku. Makanya harus dituntaskan karena kalau tidak akan makin banyak pelaku kejahatan seksual dan kekerasan kepada anak,” ujar petinggi Demokrat tersebut.
Lebih lanjut, Marzuki meminta agar pihak kepolisian tidak menutup-nutupi muka para pelaku pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak. Korban anak menurutnya memang harus ditutupi, tapi pelaku yang sudah dewasa tidak perlu lagi ditutup-tutupi.
“Saya juga heran kenapa para pelaku ini harus ditutup-tutupi mukanya. Biarkan saja pertontonkan mereka, biar masyarakat tau siapa mereka. Kalau memang buktinya sudah kuat mengarah kepada para tersangka, tidak perlu lagi ditutupi. Kalau ini dianggap melanggar HAM, koruptor saja dan tersangka pidana lainnya mukanya dipertontonkan,” pungkasnya.
