Jakarta – Pernyataan yang meminta KPK mewaspadai korupsi besar-besaran DPR di akhir masa jabatan, hendaknya dilihat sebagai warning atau peringatan. “ Sepanjang untuk perbaikan lembaga, pernyataan itu boleh-boleh saja tetapi asal obyektif dan tidak untuk menebar kebencian,” kata anggota DPR Deding Ishak kepada Parlementaria, Senin (14/4) di Jakarta.
Hal itu dikemukakannya menanggapi kekhawatiran Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie N. Massardi agar KPK perlu mewaspadai terjadi korupsi besar-besaran DPR menjelang berakhirnya masa jabatan pada akhir September 2014. Ada dua modus yang kemungkinan dapat dilakukan, yakni melalui pembahasan rancangan undang-undang (RUU) dan angaran.
Dalam pembahasan RUU, kata Adhie, para anggota Dewan akan mempercepat pembahasan dan dari sisi anggaran akan “ memainkan” anggaran melalui Badan Anggaran (Banggar) terkait persetujuan anggaran proyek-proyek di pemerintahan.
Menurut Deding Ishak, pernyataan mantan jubir Presiden Gus Dur itu perlu diambil positifnya saja dan DPR perlu mendengar dalam rangka perbaikan ke depan. “ Jadi semangatnya untuk saling mengingatkan sehingga DPR bisa bekerja lebih baik,” ujarnya.
Dia dan rekan-rekannya, kata politisi Golkar ini, dalam mengisi kegiatannya hingga akhir masa jabatan pada 30 September mendatang tetap optimis akan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Beberapa tugas konstitusional akan tetap dijalankan seperti menyelesaikan sejumlah RUU, penyusunan RAPBN 2015 dan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dan program-program pemerintah lainnya.
Lagi pula, sambung Deding, pembahasan RUU dan penyusunan anggaran, secara teknis sudah ada aturan yang ketat mengantisipasi terjadinya penyelewengan. Di sisi lain, di era penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang gencar dilakukan saat ini para anggota Dewan akan lebih berkonsentrasi melakukan tugas-tugasnya bagi kepentingan rakyat.
“ Saya optimis, para anggota Dewan akan meninggalkan hasil karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, dan bertekad mengakhiri tugasnya dengan khusnul khotimah,” jelas Deding menambahkan. (chan/dpr)