Jakarta – Elektabilitas Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso sebagai calon presiden di kalangan elit partai Golkar melambung tinggi dan bahkan mengalahkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Demikian hasil survei Pusat Kajian Pancasila Hukum dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang (PUSKAPHDEM-UNNES).
Direktur Eksekutif PUSKAPHDEM-UNNES Arif Hidayat di Jakarta kemarin menyebutkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaganya, elektabilitas elit di Golkar terjadi perubahan besar. Jarak angka elektabilitas diantara elit beringin itupun sangat tipis yakni satu hingga dua persen. Priyo Budi Santoso 18.44%, Jusuf Kalla (JK) 17.33 %, Aburizal Bakrie 16.42 %, Akbar Tanjung (AT) 11.74%, Agung Laksono 3,94%, Ade Komaruddin 1,1 %, dan undecided voters 31%.
Tingginya angka elektabilitas waka DPR RI ini dilatar belakangi oleh akrobat dan manuver politik yang dilakukan akhir-akhir ini. Seperti menemui Walikota Surabaya, pertemuan dengan Dinno Patti Djalal. “Dua manuver ini bahkan mendapatkan porsi besar dan menjadi berita utama disejumlah media massa,” kata Arif.
Sedangkan jebloknya elektabilitas ARB atau Ical disebabkan beragam faktor. Seperti belum maximalnya serangan udara (iklan) dan serangan darat (bertemu dengan konstituen), kasus Lapindo dan kaksus video serta foto bersama Zalianty bersaudara. “Beredarnya video ini berdampak negatif pada Ical di pilpres 2014. Situasi ini makin diperkeruh dengan keputusan pemerintah tentang Lapindo untuk segera menyelesaikan masalah itu,” kata Arif.
Kasus yang menelilit ARB telah membawa keberuntungan bagi Priyo, JK dan Akbar. “Ketiga elit partai golkar ini dapat menyaingi ARB. Untuk itu sebaiknya pada Rapimnas Golkar yang akan di gelar bulan Mei nanti harus berani melakukan evaluasi terhadap pencapresan ARB. Ini harus dilakukan agar dapat menyelamatkan marwah partai Golkar. Bila tetap memaksakan ARB sebagai capres 2014 maka itu akan sama saja hanya mendengarkan segelintir persepsi elit partai golkar,” katanya. (chan)